Kecelakaan Maut Tol Mojokerto, Akademisi Dorong Polisi Usut PO Bus Ardiansyah

Kecelakaan maut di Tol Mojokerto meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Sebanyak 16 penumpang bus wisata PO Ardiansyah tewas dalam kejadian ini, sedangkan belasan penumpang lainnya menderita luka berat dan harus dirawat di rumah sakit.

Kini, sang sopir bus telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia disebut lalai saat mengendarai bus karena berada di bawah pengaruh narkoba. Sang sopir pengganti bernama Ade Firmansyah ini juga mengaku empat kali mengonsumsi sabu sebelum menyetir kendaraan.

Sejumlah pihak buka suara menanggapi kasus ini. Salah satunya, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. Djoko mendorong polisi mengusut tuntas kecelakaan ini. Menurut Djoko, tak hanya sopir saja yang harus diusut, namun pemilik PO Bus juga harus diselidiki.

“Sebaiknya angkutan umum (penumpang dan barang) itu jika ada kecelakaan lalu lintas harus dilakukan penyelidikan untuk memberikan efek jera? kepada siapapun yang terkait dengan kegiatan perjalanan,” kata Djoko, Sabtu (21/5/2022).

Menurut Djoko, pengusutan hingga ke pengusaha PO Bus ini penting. Ini agar pengusaha tak seenaknya dalam mengelola perusahaan bus tanpa memikirkan risiko.

“Agar pengusaha pun tidak mudah main investasi tanpa memikirkan risiko-risiko yang akan dihadapinya. Karena kalau tidak ada ijin atau mati KPSnya, Ditjenhubdat Kemenhub tidak bisa berbuat apa-apa. Termasuk jika ada kesalahan di pengemudi juga harus ditindak lanjut,” tegasnya.

Tak hanya itu, Djoko juga menyoroti banyak sopir bus yang justri menjadi ‘korban’ dari ketamakan pengusahanya. Kebanyakan sopir bekerja di luar jam kerja normal demi mengejar keuntungan dan mengesampingkan keselamatan.

“Pengemudi menjadi tumbal pengusaha yang tamak. Oleh sebab itu, tidak akan menurun angka kecelakaan angkutan umum jika tidak dilakukan pengusutan yang tuntas,” tambah pria yang menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini.

Tentu saja ini sangat berbahaya bagi penumpang hingga pengguna jalan lain. Padahal menurut Djoko, perusahaan angkutan umum yang sudah menerapkan sistem manajemen keselamatan (SMK) dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

“Masyarakat yang menjadi korban kecelakaan juga jelas dirugikan. Selama ini penyebab kecelakaan tersebut selalu hampir sama, yakni kelelahan mengemudi. Kelelahan mengemudi dapat disebabkan manajemen perusahaan angkutan umum yang tidak mau menerapkan sistem manajemen keselamatan (SMK),” imbuhnya.

Di kesempatan ini, Djoko juga menyoroti banyaknya bus wisata yang dibeli bekas dari wilayah lain. Djoko menyebut saat ini sekitar 60 persen bus wisata di luar Jawa menggunakan nomor kendaraaan luar daerahnya yang kebanyakan dari Pulau Jawa.

“Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Ditjenhubdat di daerah sudah melakukan upaya mendorong para pengusaha tersebut untuk mengurus ijin ke Ditjenhubdat, namun banyak PO tersebut tidak mau melakukannya dengan berbagai alasan,” jelasnya.

“Intinya, karena mereka sudah dapat operasi di jalan dan tidak ada yang ganggu jadi buat apa susah-susah balik nama terus buat ijin. Setiap kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan umum hanya berhenti menjadikan tersangka pengemudi,” sesal Djoko.

Sebelumnya, bus Ardiansyah bernopol S 7322 UW yang dikemudikan kernet bus, Ade Firmansyah (29), warga Sememi, Kelurahan Benowo, Pakal, Surabaya melaju dari barat ke timur atau dari arah Caruban, Madiun ke Surabaya. Sampai di KM 712.400A Tol Sumo pada Senin (16/5) sekitar pukul 06.15 WIB, bus mendadak oleng ke kiri karena Ade tertidur lelap.

Akibatnya, bus berpenumpang 32 orang itu menabrak besi pembatas jalan tol, lalu menabrak fondasi tiang VMS. Kerasnya benturan membuat bagian depan sisi kiri bus ini hancur. Bus juga terguling ke kanan di lajur kiri jalan tol. Sedangkan tiang VMS ambruk beserta fondasinya.

Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan 16 penumpang tewas. Selain itu, 16 penumpang dan kernet bus terluka. Sedangkan sopir bus, Ahmad Ari Ardiyanto (31), warga Desa Boteng, Menganti Gresik, selamat karena tidur di bagasi bus saat kecelakaan terjadi. Maka, total ada 34 orang di dalam bus nahas tersebut.(tim/Sam)

Viral, Istri Grebek Suami di Rumah Pelakor di Mojokerto, Ini Link Videonya

Baca juga :