Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur mengalami erupsi dan memuntahkan awan panas. Sebanyak 1.979 jiwa pun mengungsi di 11 titik imbas erupsinya Gunung Semeru.
PVMBG Badan Geologi ESDM kini telah menaikkan status Gunung Semeru dari siaga menjadi awas. Kenaikan dari level 3 siaga ke level 4 itu terhitung mulai siang ini.
Hingga 2 Desember 2022 pukul 24.00 WIB PVMBG menyebutkan dari pemantauan visual gunung Semeru menunjukkan bahwa letusan abu terjadi dengan rata-rata 88 kali erupsi per hari.
PVMBG juga menyebut awan panas guguran terjadi 2 kali dengan jarak luncur maksimal mencapai 4.5 km dari puncak gunung Semeru.
Asap kawah utama teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi mencapai 50 – 1500 meter dari puncak gunung Semeru.
Aktivitas kegempaan yang terekam PVMBG sebanyak 2919 kali gempa letusan, 2 kali gempa awan panas, serta 81 gempa guguran. Selain itu ada juga 137 kali gempa hembusan.
Kondisi ini menunjukkan aktivitas awan panas guguran gunug Semeru masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan material dari pusat erupsi.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di gunung berapi Semeru.
Sementara terkait 1.979 warga terdampak, Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memerinci 11 titik pengungsian itu meliputi 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip.
Kemudian, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.
Sejumlah desa juga terdampak awan panas guguran (APG) erupsi Gunung Semeru. Wilayah yang terdampak APG Gunung api Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.
Hingga siaran pers ini diterbitkan, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian, dan evakuasi.
Sebanyak 10 ribu lembar masker kain, 10 ribu lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko kesehatan pernapasan akibat abu vulkanik. Sementara itu, pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan Dinas Sosial.(tim/say)