Warga di Kelurahan Teunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), merasa terhina dengan bantuan yang diberikan oleh Pemkab Kupang, bagaimana tidak bantuan yang diberikan hanya berupa satu butir telur, sebungkus mi instan, dan satu kilogram beras.
Informasi yang dihimpun oleh suaramerahputih.com, vantuan ini, kami anggap sebuah lelucon. Ini kata kasarnya sudah hina kami. Walau kami diterpa bencana seperti ini, tapi kami masih ada pisang, kelapa ubi yang nilainya masih lebih tinggi dari bantuan pemerintah,” kata warga bernama Amtiran, Selasa (20/4).
Amtiran juga merasa kesal bantuan diberikan setelah dua pekan bencana melanda yaitu pada 14 dan 17 April.
“Kami masyarakat yang kena musibah langsung di sini bingung dengan pemberian bantuan model begini. Kami tidak habis pikir kok bisa ada bantuan yang model begini padahal bencana besar sekali,” ungkap Amtiran.
Sindiran juga disampaikan korban bencana asal Dusun 9, RT 29, RW 14, Desa Merbaun bernama Yuli Bureni.
Bantuan itu diterimanya di rumah ketua RT pada Jumat (16/4).
Ini bantuan aneh. Kami merasa seperti diolok oleh pemerintah dengan bantuan beras satu kilo dan telur sebutir ditambah mie satu bungkus,” kata Bureni.
Bureni menyebutkan, dirinya beberapa waktu lalu juga mendapat bantuan dari pihak lain selain pemerintah, tapi masih lebih banyak jumlahnya.
“Biar kami dapat bantuan sedikit pun kami bersyukur. Tapi ini bantuan satu butir telur kami rasa sangat lucu,” kata Bureni sembari tertawa.
Penjelasan camat
Menanggapi keluhan warga, Camat Amarasi Barat Kornelis Nenoharan mengatakan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan berupa beras, mi instan, telur, minyak goreng, dan sebagainya kepada masyarakat dalam dua tahap.
Bantuan tahap pertama yang diberikan pada Rabu (14/4), yaitu 2.500 kilogram beras, 50 kardus mi instan, 48 rak telur, 18 kantong minyak goreng ukuran dua liter, dan lima lembar tikar.
Lalu, bantuan tahap kedua diberikan pada Sabtu (17/4), berupa 2.500 kilogram beras, satu unit genset, 30 buah matras, 16 kilogram gula pasir, 20 kaleng ikan kalengan, satu buat tandon berukuran 750 liter, 50 saset wilpet, 50 bungkus masker, 50 kardus mi instan, 10 kilogram gula pasir, lima kardus air mineral ukuran 1,5 liter.
Kornelis menilai, jika bantuan dibagi rata, tak mungkin warga hanya mendapat satu kilogram beras. Setidaknya, setiap kepala keluarga mendapat hampir dua kilogram beras.
Sedangkan jumlah telur dan mi instan memang tidak cukup.
“Artinya semua bantuan itu kami distribusikan secara merata kepada masyarakat. Meskipun hanya satu butir atau satu bungkus asal sampai ke orangnya,” kata Kornelis.(Mya/tim)
Redaksi : Suara Merah Putih
Sumber : Kompas.com (naskah berita asli)