Saat ini, Novi tinggal di kawasan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan dan bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
“Saya butuh uang buat transfer ibu saya sedang sakit, ya sudah saya jual. Sembako sudah terjual Rp 130.000 semuanya, sama orang tadi secara online,” kata Novi seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).
Novi juga menyatakan bahwa semua sembako yang dijual bukan bantuan sosial dari pemerintah. Namun bantuan dari majikan dan warga kompleks perumahan tempatnya bekerja.
“Dari Pak Jokowi tidak dapat, soalnya data saya tidak lengkap. Ibu sama bapak nikah sirih, KK dan Akte tidak ada. Itu dari majikan dan orang komplek. Karena banyak dan mubadzir, yaudah saya jual,” ungkapnya.
Selama ini, Novi berusia 16 tahu, dia harus bekerja untuk hidupnya dan ibunya, karena sudah ditinggal pergi oleh ayahnya.
Sementara sang ibu mengalami sakit dan harus banyak beristirahat. “Ditinggal sama bapak dari umur saya 4 tahun. Saya berhenti sekolah dari kelas 2 SMP karena orangtua sudah sakit-sakitan,” katanya.
Novi harus biayai hidup ibunya, termasuk dari penghasilannya Rp 1.4 juta per bulan, sebagian ditransfer ke ibunya. “Setelah saya bayar kontrakan Rp 600.000, sisanya sedikit buat hidup dan saya transfer ke ibu,” tambahnya.
Novi juga mengaku, untuk makan sehari-hari dia sering diberi oleh majikan, kadang beli dan masak. Dan dia selalu berusaha untuk mendapat tambahan penghasilan. “Termasuk jual sembako itu buat tambahan transfer ibu,” katanya.
Meski demikian, Novi mengakui langkahnya menjual sembako melalui Facebook direspons negatif banyak warganet. Ia dirundung hingga dihujat.
Dia pun meminta maaf apa yang dilakukannya telah membuat kegaduhan. “Saya cuma mau minta maaf saja, mungkinkan ada kesalahpahaman. Karena mereka kira saya dapat dari pemerintah terus mau dijual, padahal kenyataan tidak seperti itu,” pungkasnya.(tim/say)
Redaksi : Suara Merah Putih
Sumber : Kompas.com (Naskah Berita Asli)
Viral, Istri Grebek Suami di Rumah Pelakor di Mojokerto, Ini Link Videonya
Baca juga :