Terima order offline dari toko misterius tanpa melalui aplikasi menjadi petaka bagi Bandiman, pengemudi ojek online, ia mengaku butuh uang sehingga dirinya menerima order offline atau tanpa aplikasi, Minggu (24/4)
Informasi yang dihimpun oleh suaramerahputih.com, Sebenarnya, hal itu dilarang oleh perusahaan aplikasi ojek. Namun karena panggilan hati, ia menerima order itu.
“Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit,” kata Bandiman ditemui di rumahnya, Jumat (30/4).
Apalagi pemesannya wanita yang mengirim makanan untuk takjil. Kebetulan, orderan di aplikasi sedang sepi.
Dia mengaku kurang mengetahui secara detail ciri-ciri wanita pengirim paket. Hanya saja sebelumnya dia menyebut jika wanita itu menggunakan hijab, tinggi sekitar 160 cm, dan orangnya putih.
Tak dinyana, orderan dengan bayaran Rp 25.000 tetapi Bandiman diberi uang Rp 30.000 oleh wanita tanpa identitas membawa petaka bagi keluarganya.
Saat itu, penerima paket yakni Tomy warga Kasihan, Bantul menolak menerima makanan berupa sate lontong.
Akhirnya, seperti berita sebelumnya anaknya Naba Faiz Prasetya (10 sebelumnya ditulis 8)dan istrinya Titik Rini yang mengonsumsinya. Keduanya mengalami mual, Titik bisa diselamatkan. Naba akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis.
Ojek online
Bandiman sudah melakoni profesi sebagai ojek online sejak tahun 2017 lalu. Sebelumnya dirinya bekerja sebagai buruh proyek, dan jika menarik ke belakang pernah bekerja di perusahaan tambang
Pekerjaan sebagai tukang ojek mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup dua anak yakni Raihan (17) dan serta istri Titik Rini. Diakuinya ojek online saat pandemi penghasilannya berkurang drastis. Dari awal Rp 300.000 per-hari, kini Rp 100.000.
Usut tuntas
Motor merah yang digunakan Bandiman untuk mengojek terparkir di depan teras, helm hijau tergantung di pojok rumah. Bandiman masih belum bekerja.
“Belum Pak, saya belum mood kerja, istilahnya masih dalam suasana duka,” kata
“Mungkin satu atau dua hari ke depan bekerja lagi,” kata dia.
Menurut dia, Naba saat masih duduk di kelas IV SD Karangkajen yang tak jauh dari rumahnya. Orangnya sejak kecil ceria dan tergolong pandai, pernah rangking 2 di kelas.
Cita-citanya kalau ditanya jawabnya pemadam,” kata Bandiman sambil mengenang anak keduanya itu.
Dia berharap, meninggalnya anak keduanya menjadi pelajaran bagi semua.
“Ya harapan keluarga semoga kasus ini diselesaikan tuntas jangan sampai berhenti di tengah jalan,” kata Bandiman
Bandiman sudah menyerahkan kasus ini kepada seorang pengacara yang juga suami dari guru sekolah Naba.
“Ini jadi pelajaran bagi rekan ojol kalau menerima orderan fiktif diteliti lebih lanjut. Supaya tidak menimpa rekan ojol yang lain,” kata dia.(Mya/tim)
Redaksi : Suara Merah Putih
Sumber : Kompas.com (Naskah Berita Asli)