JOMBANG – Warga Desa Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menemukan struktur bata ketika membersihkan sendang. Mereka pun berinisiatif melaporkan temuan itu kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim).
“Warga desa Kesamben Jombang, Jawa Timur, menemukan struktur bata saat membersihkan sendang yang biasa mereka gunakan. Temuan itu segera dilaporkan ke BPCB Jawa Timur (@bpcb_jatim) dan ekskavasi pun dilakukan,” tulis akun Instagram resmi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud RI, @budayasaya, Minggu (17/1/2021).
Petirtaan Kuno
Berdasarkan informasi yang dihimpun suaramerahputih.com, dalam ekskavasi yang dilakukan, Tim BPCB Jatim menemukan sebuah pertirtaan kuno yang diperkirakan berasal dari abad 10-12.
Istimewanya, sebagian petirtaan ini mengggunakan teknologi taktikan atau pola saling kunci antar batu bata seperti struktur batu andesit yang kerap ditemukan di Jawa Tengah.
Selanjutnya, upaya pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan situs pertirtaan ini akan terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan warga desa sekitar. “Salah satu program yang direncanakan tahun ini adalah menghidupkan kembali saluran air dari petirtaan tersebut ke sungai,” lanjut @budayasaya.
Ditemukan Warga
Selama bertahun-tahun masyarakat Desa Kesamben di Jombang menikmati air berlimpah untuk pertanian dan keperluan sehari-hari dari sebuah sendang atau kolam yang berasal dari mata air. Pada Juli 2019, saat para pemuda membersihkan sendang tersebut, mereka menemukan struktur batu bata.
“Temuan itu segera dilaporkan ke BPCB Jawa Timur dan ekskavasi pun dilakukan dan tim menemukan sebuah petirtaan kuno dengan luas 18 x 24 meter yang terpendam sekitar 2 meter di bawah sendang,” tulis Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid melalui akun Instagram pribadinya, @hilmarfarid (17/1).
Ornamen yang Menonjol
Ornamen yang paling menonjol dari petirtaan kuno ini ialah jaladwara berbentuk Garudeya. Pada 2020 ini, tim akan terus bekerja untuk menyelamatkan situs petirtaan kuno tersebut.
“Rapat di bawah pohon memutuskan, tahun ini tim akan terus bekerja, dengan dukungan dari Pemkab Jombang dan warga desa, antara lain untuk menghidupkan kembali saluran dari sendang ke sungai, yang terletak sekitar 800 meter dari situs,” lanjut @hilmarfarid.
Seperti banyak situs lain di Pulau Jawa, petirtaan kuno di Dusun Sumber Beji, Desa Kesamben ini terpendam di bawah tanah dalam waktu lama karena tertimbun abu letusan dan lahar gunung berapi. (Mya/tim)
Redaksi : Suara Merah Putih
Sumber : Merdeka (Naskah Berita Asli)