Mundurnya staf khusus presiden dari kalangan Milenial terkait dugaan adanya konflik kepentingan disoroto mantan Komisioner KPK Laode M Syarif.
Ia menilai, adanya dugaan konflik kepentingan dalam stafsus presiden di kalangan milenial ini menunjukkan tidak ada bedanya antara pejabat dari milenial dan pejabat yang lebih tua.
Menurut Laode, ternyata ada kesamaan antara milenial dan kolonial, ketika berhubungan dengan uang. “Itu sama saja sifatnya, kalau sudah uang lupa segalanya,” ungkapnya dalam diskusi online, Jumat 24 April 2020.
Laode juga mengatakan, anak-anak muda yang dipilih oleh presiden untuk menjadi staf khususnya, sebetulnya merupakan sosok yang memiliki rekam jejak dan masa depan menjanjikan.
Mereka pada umumnya adalah lulusan sekolah tinggi luar negeri dan itu mestinya bisa menjadi contoh bagi generasi milenial lainnya.
Mereka ini rising star-nya Indonesia, inovatif dan anak-anak yang pintar. Diharapkan mereka tidak terjerumus dengan praktik kotor yang menurut Laode sudah mendarah-daging. “Namun, dengan mencemplungkan diri ke situ secara formal akhirnya susah mereka,” tambahnya.
Namun, Laode pun mengapresiasi keputusan dua staf khusus presiden yang mengundurkan diri. Yakni, Belva Devara dan Andi Taufan setelah diduga terlibat dalam konflik kepentingan.(tim/say)