Rumah produksi film porno di Jaksel, Jakarta Selatan, masih dalam penyelidikan polisi. Sebagian besar pemeran film porno telah diperiksa. Lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Salah satunya adalah sutradara pertama I.
Pada Selasa (19/9) siang, beberapa pemeran film porno tersebut telah memenuhi panggilan polisi dan tiba di Polda Metro Jaya. Berita terbaru tentang pemeriksaan pemeran film porno adalah sebagai berikut:
1. Ada 12 Pemeran Diperiksa
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya memeriksa sejumlah pemeran film porno di wilayah Jakarta Selatan. Dari total 16 pemeran yang dipanggil untuk klarifikasi, hanya 12 orang yang memenuhi panggilan polisi hari ini.
“Pada hari ini, terkonfirmasi kehadiran dilakukan pemeriksaan Subdit Siber. Di mana dari 11 pemeran wanita, 8 hadir memenuhi panggilan penyidik, saat ini masih diperiksa. Kedua, terkait 5 talent pria, terkonfirmasi dari 5 yang hadir adalah 4 orang, satu belum hadir,” kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan
2. Siskaeee Tak Hadir
Dari mereka yang tak hadir, salah satunya adalah Siskaeee, yang diketahui masih berada di Kamboja. Ade menyebutkan Siskaeee sendiri sudah mengirimkan surat untuk diklarifikasi pada Senin (25/9) pekan depan.
Sementara itu, dua pemeran wanita yang tidak hadir belum diketahui alamatnya sehingga undangan klarifikasi belum terkirim. Selain itu, satu orang pemeran pria yang tidak hadir diketahui dalam keadaan sakit.
“Tiga di antaranya tidak hadir dengan keterangan dua saksi wanita belum diketahui alamatnya atau alamat belum ditemukan. Satu di luar negeri,” ujarnya.
3. Dipanggil sebagai Saksi
Ade Safri menyebut dalam pemeriksaan, pihaknya mendalami keterlibatan mereka dalam kasus produksi film porno tersebut.
“Pemanggilan terhadap talent yang dilibatkan, kapasitas sebagai saksi fakta, seputar fakta peristiwa yang terjadi dugaan tindak pidana yang berhasil diungkap Subdit Siber,” ucapnya.
4. Tes Urine
Para pemeran yang diperiksa polisi ternyata juga dites urine. Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa apakah mereka menggunakan narkotika atau tidak.
“Tes urine kita lakukan terhadap delapan orang talent wanita maupun empat orang talent pria yang hadir dalam pemeriksaan pada hari ini,” kata Ade Safri.
“Nanti kita akan kirimkan ke laboratorium forensik, untuk mengetahui diperiksa secara mendalam terkait dengan hasil penelitian laboratoris terkait dengan sampel urine yang diambil pada saat lakukan pemeriksaan,” ujaraya
5. Pemeran Ngaku Ditipu
Saat ditanya wartawan, para pemeran porno kompak. Mereka sepaham mengaku ditipu sutradara I dalam kasus tersebut.
“Memang saya merasa dijebak karena di sini saya juga sebenarnya nggak tahu kalau itu bakal ada web dewasa,” kata Virly Virginia di Polda Metro Jaya. Virly sendiri pemeran film Kramat Tunggak.
Selaras, Melly 3GP yang merupakan pemeran ‘Birahi Muda’ menyebut dirinya mengaku ditipu sutradara I. Saat itu dirinya dihubungi sang sutradara melalui akun media sosial untuk bekerja sama dalam sebuah projek konten YouTube. Namun seiring berjalannya waktu, projek yang disebutkan mengarah ke film dewasa.
“Tadinya cuma dibilang mau bikin konten YouTube aja. Setelah tahu dari beberapa teman yang meranin pun, aku nggak mau yang adegannya terlalu vulgar. Kebetulan aku nggak ada adegan ciuman sama bersetubuh. Cuma teknik kamera,” jelasnya.
“Itu tadi, dia cuma bilang itu buat konten YouTube dan udah lulus sensor. Semua adegan dari dia cuma teknik kamera, nggak ada yang full dibuka,” imbuhnya.
Pemeran pria Ujang Ronda juga mengatakan hal serupa. Ujang mengatakan, saat itu dirinya ditawari sutradara I untuk bermain di film religi.
“‘Bang ada film mau maen nggak?’ ‘Mau’ gue bilang, ‘skenarionya mana?’, ‘lu main bagian religi sama lucu-lucunya aja’. Nah main itu 2022 dan nggak tahu kalau itu film gituan, nah udah waktu itu ada berita, ada nama gue disitu, kacau gue bilang,” kata Ujang.
Tak hanya ketiga pemeran tersebut, Fatra Ardianata mengatakan dirinya dikontak sutradara I untuk projek web series. Sutradara I saat itu juga mengaku rumah produksi miliknya berbadan hukum dan legal.
“Web series yang saya tahu web series itu tayang di TV TV nasional, sampai di lokasi saya nggak tahu main film kayak gini. Satu lagi, kita dibilang ini film legal, berbadan hukum punya pengacara pribadi saudara I, dia bilang ini berbadan hukum legal jadi kita coba memainkan nya karena kita otak kita digiring opini nya ini legal, ‘lu nggak usah takut mainin film-film ini, seperti itu,” jelasnya. (dtk/ram)