MOJOKERTO – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Timur siap mendukung pertumbuhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Mengan (UMKM) di Daerah. Salah satunya diwujudkan dengan membentuk Dewan Pengurus Daerah (DPD) tingkat kabupaten dan kota.
R.Pontjo Eddy Witjaksono, Sekretaris DPW Asperindo Jawa Timur mengatakan, idealnya di setiap kabupaten kota dibentuk DPD Asperindo sesuai dengan intruksi dari pimpinan pusat. Namun, pihaknya tetap akan menyesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
“Kalao perusahaan jasa pengiriman di daerah masih minim, ya akan kita gabung dengan daerah lain. Tapi tetap bahwasannya tujuan kami adalah untuk meningkatkan synergy dan mendorong pertumbuhan UMKM.” Ungkapnya.
Pontjo juga mengatakan, pada Sabtu (29/10/2022) pembentukan DPD Asperindo Mojokerto sukses dilaksanakan di Ayola Sunrise Hotel Mojokerto. “Ini yang terbaru, kita bentuk di Mojokerto dengan wilayah kerja Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang,” tambahnya.
Selama ini, kata Pontjo, di Jawa Timur masih ada 4 DPD yang terbentuk. Yakni DPD Madiun, DPD Malang, DPD Jember dan DPD Kediri. Dan setelah DPD Mojokerto ini, DPW Asperindo Jawa Timur akan membentuk DPD di Banyuwangi dan Latubo, yakni Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
. “Tujuaanya agar seluruh anggota Asperindo bersinergi dan bekolaborasi bersama. Tidak bersaing secara tidak sehat misalnya soal pasang tarif,” tambahnya.
Mengenai hasil pembentukan DPD Asperindo Mojokerto, telah terpilih secara aklamasi pimpinan JNE Mojokerto Ismet Faturozy atau yang biasa dipanggil Pak Boy sebagai Ketua DPD Asperindo Mojokerto, Sekretaris Syifa Fauziah dan Bendahara Shilvie lukyta.
Sementara itu, Ketua DPW Asperindo Jawa Timur,Ardito Soepomodan mengatakan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan jasa pengiriman, saat ini banyak bermunculan jasa pengiriman yang tidak berizin. Hal inilah yang menjadi “pengganggu’ jasa pengiriman yang resmi.
“Ini jelas mengganggu, satu terkait tarifnya yang murah, tapi banyak barang yang tidak dikirim atau barang tidak sesuai. Hal inilah yang juga membuat kepercayaan masyarakat terhadap jasa pengiriman menjadi turun,” jelasnya.
Selain banyaknya jasa pengiriman illegal, masalah yang dihadapi jasa pengiriman adalah kenaikan harga BBM yang secara otomatis berdampak secara langsung. Juga, transaksi dengan sistem COD (cash on delivery) yang kerap membuat masalah bagi jasa pengiriman.
“Menurut kami, COD ini tidak manusiawi. Ada yang pesen barang diantar kurir tapi yang pesen orang lain, atau anaknya. Dan yang merasa tidak pesen yak mau bayar. Ini kan kurirnya tidak dapat apa-apa. Ini yang masih menjadi hanjalan jasa pengiriman,” imbuhnya.
Ardito berharap, seiring dengan banyaknya tantangan di masa depan. Anggota Asperindo selalu meningkatkan kualitas layanan sehingga memiliki Brand yang dipercaya masyarakat. Dan secara umum bisa membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional.(tim/say)