Nama Dusun Memek di Kota Santri Jombang membuat heran banyak orang. Sebab, menjurus ke alat kelamin wanita. Terkait asal-usul nama kampung tersebut, hingga saat ini sebatas cerita turun temurun yang belum bisa dipegang kebenarannya.
Dusun Memek berada di Desa Tanjung Wadung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Namanya dipajang dengan jelas pada gapura masuk ke kampung ini. Tidak hanya itu, Dusun Memek juga disematkan pada kartu identitas para penduduknya.
Nama Dusun Memek menjurus ke alat kelamin perempuan karena banyak orang yang salah mengejanya. Sejatinya, dua huruf E pada kata Memek berbunyi sama dengan suku kata me pada kata melayang, se pada kata sekarang, atau re pada kata remuk.
Meski begitu, warga setempat sama sekali tidak ingin mengubah nama tersebut. Dua gapura Dusun Memek kerap kali menjadi spot selfie para pengguna jalan untuk koleksi maupun di-posting ke medsos. Mereka tergelitik dengan nama kampung kecil ini yang menjurus ke alat kelamin wanita.
Meski banyak orang mengira nama Dusun Memek berkonotasi negatif, warga setempat tidak ingin mengubahnya. Seperti pendapat Sukardi (53), ustaz di Dusun Memek. Ia tinggal di kampung kecil ini sejak sekitar 10 tahun lalu.
“Saya tidak berani mengusulkan namanya diganti. Katanya Pak Lurah, mengganti nama dusun prosesnya sampai pemerintah pusat. Bagi saya diberi nama sama nenek moyang seperti itu ya sudah, diterima saja,” kata Sukardi kepada detikJatim di rumahnya, Jumat (29/7/2022).
Mempertahankan nama Dusun Memek, bagi Sukardi sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan para leluhur. Mengubah nama kampung kecil ini juga bakal menghilangkan cerita-cerita rakyat di baliknya.
“Kalau nama Dusun Memek diubah, akibatnya ceritanya atau sejarahnya hilang. Jadi, tidak perlu diubah. Bagi yang tidak paham, kami memberi nasihat bahwa nama dusun ini bukan ke hal negatif,” terangnya.
Hal senada dikatakan Sarmin (70), Tetua Dusun Memek. “Tidak pernah ada yang usul diganti nama. Baik warga maupun pamongnya tidak berani. Karena takut, nama itu tinggalan nenek moyang,” jelasnya.
Tetua Dusun Memek, Sarmin (70) mengatakan, kampung seluas 32,9 hektare ini dulu kala bernama Dusun Katul. Itu pun didominasi persawahan. Menurutnya, dalam bahasa Jawa, katul mempunyai arti dedak dan alat kelamin perempuan. Cerita ini ia dapatkan dari bapaknya, almarhum Saleh Sumoastro yang meninggal sekitar tahun 1974.
“Kemudian diubah menjadi Memek karena Katul dinilai tidak pantas. Kira-kira ya diubah mbah-mbah kami dulu, saya tidak tahu kapan itu. Bapak saya tahunya ceritanya seperti itu. Semasa hidup bapak saya namanya sudah Memek,” kata Sarmin saat berbincang dengan detikJatim di sela kesibukannya menanam cabai, Jumat (29/7/2022).
Kakek 4 cucu ini lahir di Dusun Memek 70 tahun silam. Ia tidak mengetahui bagaimana sejarah berdirinya kampung ini. Sarmin menjelaskan, katul yang sempat menjadi nama Dusun Memek pada zaman dulu, terus mengilhami warga setempat.
Salah satunya terkait keberadaan Punden Dok Katul di sawah sebelah utara kampung ini. Menurut Sarmin, dok berasal dari kata ledok yang artinya sawah. Sedangkan katul adalah nama dusun kelahirannya pada zaman dulu.
“Masyarakat sini kalau kenduri di punden selalu memakai jenang katul atau jenang dedak, sampai sekarang setiap akan tanam dan akan panen, sudah menjadi tradisi,” terangnya.
Pertanian cabai dan bawang merah menjadi mata pencarian mayoritas warga Dusun Memek, Desa Tanjung Wadung, Kabuh, Jombang. Sangat jarang warga kampung ini yang mencari nafkah sampai merantau ke daerah lain. Dusun Memek hanya dihuni 64 kepala keluarga (KK) atau sekitar 104 jiwa.
Penduduk kampung ini paling sedikit dibandingkan 5 dusun lainnya di Desa Tanjung Wadung. Permukiman penduduk terdiri dari 2 gang yang tak seberapa panjang. Rata-rata bangunan tempat tinggal warga Dusun Memek tergolong sederhana. Jarang sekali warga setempat yang mempunyai mobil.
Hidup sederhana, ramah, serta rukun dengan tetangga menjadi karakter masyarakat Dusun Memek. Sejak dulu kala sampai era digital tiba, budaya gotong-royong tetap lestari di kampung kecil ini. Seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, serta membangun musala dan jembatan.
“Gotong-royong dari dulu sampai sekarang tetap jalan,” kata Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjung Wadung, Liwon (56) kepada detikJatim di rumahnya, Jumat (29/7/2022).
Akses ke fasilitas pendidikan dan kesehatan di kampung ini tergolong mudah dan dekat. Anak-anak Dusun Memek mempunyai pilihan untuk pendidikan dasar. Karena terdapat TK, SDN Tanjung Wadung dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di dusun sebelah. Begitu pula madrasah diniyah dan taman pendidikan Al-Qur’an.
Fasilitas umum di Dusun Memek juga sudah memadai. Sebagian besar jalan kampung sudah dicor beton sehingga lebar dan mulus. Bahkan, bakal ada 2 musala sekaligus di dusun kecil ini. Karena musala kedua pada tahap pembangunan menggunakan dana iuran warga.(tim/Sam)