Kondisi SDN Ngrimbi 2 di Kecamatan Bareng, Jombang serba minim. Siswa di sekolah itu jumlahnya sangat sedikit. Selain itu, mereka masih harus berbagi ruang kelas dan ruang guru.
SDN Ngrimbi 2 terletak di Dusun Wonorejo, Desa Ngrimbi yang berbatasan dengan Kecamatan Wonosalam, Jombang. SDN ini terpaut 5 Km dari SDN Ngrimbi 1 di Dusun/Desa Ngrimbi. Akses kedua dusun itu berupa jalan aspal yang rusak di antara hutan jati.
Tahun ajaran 2022-2023 ini SDN Ngrimbi 2 hanya mendapatkan 4 siswa baru. Peminat sekolah ini anjlok dibandingkan tahun lalu yang dapat 10 siswa baru. Minimnya anak-anak usia sekolah dasar di Dusun Wonorejo jadi penyebabnya.
“Kondisi kelas 1, tahun ini, tidak jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penerimaan murid stabil. Jarang di sini menerima lebih dari 20 murid. Karena di sini penduduknya jarang dan secara geografis berbatasan dengan Wonosalam. Usia belajar untuk kelas 1 adanya hanya segitu,” kata Kepala SDN Ngrimbi 2 Turyanti kepada wartawan di lokasi, Senin (18/7/2022).
Meski begitu, tahun ajaran baru berjalan seperti di sekolah lainnya. Pantauan detikJatim, para siswa baru mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas 1 meskipun satu kelas hanya 4 anak. Para guru juga mengajar penuh semangat, jauh dari kata asal-asalan.
“Kegiatan belajar tetap seperti biasa. Bapak dan ibu guru insyaallah bisa membangkitkan semangat meskipun siswa sedikit. Semangat belajar anak-anak tinggi, meski temannya sedikit,” kata Turyanti.
Turyanti menjelaskan SDN Ngrimbi 2 saat ini memiliki 37 siswa. Terdiri dari 4 siswa di kelas 1, 10 siswa kelas 2, 8 siswa kelas 3, serta masing-masing 5 siswa kelas 4, 5, dan 6.
Tidak hanya jumlah siswanya minim, ruang kelas untuk kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini juga terbatas. SDN Ngrimbi 2 hanya mempunyai 5 ruangan. Sehingga sehari-hari, para siswa harus berbagi ruang kelas.
Ruang kelas pertama untuk siswa kelas 1 dan 2, ruang kelas kedua untuk siswa kelas 3, ruang kelas ketiga untuk siswa kelas 4 dan 5, ruang kelas keempat untuk siswa kelas 6 dan ruangan kepala sekolah, sedangkan ruangan kelima untuk kantor sekolah dan ruangan guru.
“Berbagi kelas di sini karena terbatasnya jumlah ruangan. Masalah ruangan, di sini lokasinya (lahan) tidak ada. Kalau dibangun lagi harus di tingkat,” jelasnya.
Sementara total tenaga pendidik di SDN Ngrimbi 2 hanya 7 orang termasuk Kepala Sekolah. Terdiri dari 4 guru kelas dan 2 guru pembimbing yang khusus mengajar muatan lokal keagamaan dan diniyah. Sehingga satu guru mengajar 2 kelas sekaligus pada waktu bersamaan. Kecuali guru kelas 3 dan 6.
Kondisi seperti ini, kata Turyanti berlangsung sekitar 12 tahun terakhir. Ia berharap Pemkab Jombang menambah tenaga guru untuk SDN Ngrimbi 2.
“Paling tidak gurunya dipenuhi. Kalau ambil honorer di sini tidak mampu dana BOS-nya. Lebih baik dari pemerintah, mungkin PNS atau PPPK,” cetusnya.
Turyanti mengaku tidak pernah mengajukan merger atau penggabungan dengan SDN Ngrimbi 1. Karena jarak antar kedua sekolah yang lumayan jauh bakal menyusahkan siswa.
“Karena jaraknya jauh dari sekolah lain. Sementara fasilitas di sini termasuk baik, bangunan juga baik. Masyarakat nyaman dengan keberadaan sekolah di sini. Insya Allah begitu,” tandasnya.(tim/Sam)