Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memiliki beberapa strategi untuk menyelesaikan permasalahan minyak goreng di Indonesia. Ia meyakini masalah tersebut dapat tuntas dalam waktu dua minggu hingga satu bulan.
“Jadi dalam dua minggu bisa (selesai), tapi saya dikasih satu bulan lah. Tapi saya sendiri dua minggu yakin,” kata Zulkifli, Kamis (23/6).
Ia mengatakan Kemendag akan mensosialisasikan kepada masyarakat mana saja tempat-tempat di setiap wilayah warga bisa mendapatkan minyak goreng curah seharga Rp14 ribu per liter. Menurutnya, terdapat sekitar 10 ribu tempat penampung minyak yang siap dikirim minyak goreng dari pabrik.
Jadi di situ, nanti satu-dua hari, (mulai) Jumat saya akan menyediakan layanan masyarakat, bapak ibu yang ingin mendapatkan minyak goreng Rp14 ribu, ini lho tempatnya, di Jawa Timur di sini, Jawa Tengah di sini, Jawa Barat di sini, dan seterusnya,” ujarnya.
Selain itu, Zulkifli mengatakan Kemendag akan mendirikan pusat pengaduan alias crisis center untuk menerima laporan-laporan terkait distribusi minyak goreng. Crisis center tersebut akan buka selama 24 jam setiap harinya.
“Saya langsung bergerak cepat, di sini ada task force semacam crisis center. Kalau harganya mahal atau telat barangnya enggak ada, 24 jam kita buka di sini laporan,” sebut Zulkifli.
Menurut Zulkifli, kunci untuk menyelesaikan permasalahan minyak goreng adalah konsistensi dan distribusi. Konsistensi dalam hal ini mengacu pada peraturan yang dibuat pemerintah untuk mengatasi permasalahan minyak goreng.
“Jangan berubah lagi peraturannya, orang kan pusing kalau berubah lagi. Oleh karena itu saya bilang, aturan yang sudah dibuat ini kita jalankan secara konsisten. Kita awasi, masalahnya kita selesaikan, yakin saya satu bulan,” tegas Zulkifli.
Terkait distribusi, ia mengaku sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak, khususnya pengusaha. Zulkifli cukup yakin dengan sistem perizinan ekspor yang ada, pengusaha nakal tidak lagi bisa berulah.
Sebab, jika pengusaha tidak tertib dengan peraturan, mereka tidak akan mendapatkan izin ekspor. Hal tersebut dapat membuat tangki penuh dan produksi minyak goreng terhambat.
“Gimana dia enggak ikut, enggak bisa jualan dia kalau enggak ada surat. Mendag enggak mau kasih (izin ekspor). Nakalnya gimana? Enggak mungkin dengan sistem yang ada sekarang, makanya butuh ketekunan,” ucap Zulkifli.
Sebelumnya, Zulkifli memastikan minyak goreng curah kemasan sederhana bermerek Minyak Kita segera diluncurkan dalam waktu dekat. Minyak goreng curah yang dikemas oleh produsen itu akan dijual Rp14 ribu per liter di minimarket dan gerai ritel modern lainnya.
“Satu minggu kami kasih waktu akan ada Minyak Kita,” kata Zulkifli kepada wartawan saat mengunjungi salah satu penjual minyak goreng di bilangan Pasar Klender, Jakarta Timur.
Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang mengurus izin edarnya di BPOM. Produksi Minyak Kita dikabarkan akan mulai berjalan Senin depan.(tim/Sam)