Pemerintah Indonesia berkali-kali mengeluhkan beratnya beban subsidi BBM yang mencapai Rp 501 triliun dan berpotensi bertambah hingga lebih dari Rp 650 triliun. Hal inilah yang membuat sinyal kenaikan harga BBM terus berhembus kencang.
Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan pernyataannya tentang isu kenaikan harga BBM. Pernyataan ini disampaikan Jokowi di depan anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Jokowi mengatakan, kenaikan harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu ia meminta hal ini diputuskan secara hati-hati.
“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Jadi semuanya harus diputuskan secara hati-hati. Dikalkulasikan dampaknya,” kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Selasa (23/8/2022).
Sekedar informasi, BBM yang mendapat subsidi salah satunya ialah Pertalite yang hingga saat ini harganya masih dibandrol Rp 7.650/liter.
DPR RI melalui Komisi VII DPR menyatakan setuju dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar Subsidi untuk naik 30%. Namun, kenaikan harga BBM tersebut bukan berarti mencabut subsidi BBM.
“Pertalite Rp10.000/liter eksplisit dari Nasdem, dengan catatan tetap ada subsidi. Karena kan keekonomian Pertalite itu Rp 17.000-an/liter, jadi memang harus tetap disubsidi,” ungkap Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, dalam Raker bersama Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/8/2022).
Sementara, beberapa BBM non subsidi mengalami kenaikan di awal Agustus. Yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Berita Lanjutan : Jangan Kaget Jika BBM Naik, Segini Harga Pertalite Hingga Pertamax di Seluruh Indonesia