Kenaikan harga kedelai dari Rp 7000 menjadi Rp 9000 membuat para pengrajin tahu – tempe menjerit. Merekapun bakal melakukan mogok produksi.
Rencananya, mogok produksi dilakukan selama 3 hari pada tanggal 1, 2 dan 3 Januari 2021 mendatang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes mahalnya harga kedelai, sekaligus mendukung menaikkan harga tempe dan tahu secara serentak.
Naryo, Ketua Paguyuban Pengrajin Tempe dan Tahu Mojokerto mengatakan, kenaikan harga kedelai impor dalam sebulan terakhir benar-benar membebani para pengrajin.
“Kita sudah mengupayakan untuk menaikan harga tempe dan tahu sebesar 10 hingga 20 persen, namun kenyataan di lapangan tetap sulit dilakukan,” jelasnya.
Naryo juga mengatakan, sebenarnya para pengerajin lauk pauk tahu tempe ini nenyadari akan dampak ekonomi di tengah pandemi ini. “Kami meminta kebijaksanaan pemerintah, untuk tak menaikkan harga kedelai hingga 25 persen. Karena ini semakin memberatkan usaha kita,” keluhnya.
Sementara aksi mogok produksi ini sebelumya dibahas dalam rapat pengurus dan pengawas Gakoptindo pada Senin, 28 Desember 2020 dan dihadiri oleh lebih 70 persen Puskopti yang aktif di seluruh Indonesia.
“Intinya kita yang di Mojokerto mendukung aksi mogok produksi ini. Karena ini juga bertujuan untuk mengkompakkan kenaikan harga tempe dan tahu,” pungkasnya.(tim/say)
Redaksi : Suara Merah Putih