Sebuah video pendek bertajuk ‘Jalur Gowes Gadis Desa’ tiba-tiba viral di media sosial. Ternyata aksi itu terjadi di kawasan Malang, tepatnya di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Malang.
Dalam video berdurasi 17 detik tersebut terlihat para pesepeda asyik berfoto dengan dua gadis cantik yang memakai kemben di sungai yang jauh dari pemukiman warga.
Video itu menggambarkan suasana desa dengan kebiasaan para gadisnya yang mandi di sungai di area persawahan yang jauh dari pemukiman desa. Dan jalur itu tersebut digunakan untuk event acara Gowes.
Tampak juga dalam foto-foto yang juga beredar, ada dua gadis yang berfoto dengan pesepeda sembari berbasah-basahan di sungai.
Menyikapi viralnya video yang terjadi di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso ini, Camat Karangploso, Indra Gunawan menyatakan bahwa video itu bukan bagian dari program pengembangan pariwisata desa dan juga bukan program dari panitia gowes.
Namun, justru ada pihak yang memanfaatkan kesempatan adanya event gowes untuk mencari keuntungan, dan tidak ada rute jalur “Gowes Gadis Desa” di sana.
Kata Indra, video tersebut terjadi saat event Gowes yang sempat diresmikannya bersama pejabat setempat pada Minggu (6/9/2020) lalu.
Nah, di rute gowes jalur ekstrem kategori 15 km itulah ada ada oknum warga menawarkan jasa kreatif membuat banner penunjuk arah dengan judul ‘Jalur Gowes Gadis Desa’ lengkap dengan foto gadis cantik memakai kemben.
”Jadi itu mereka kayak ngamen, menawarkan jasa foto-foto bersama dua wanita memakai kemben di sungai. Ya dengan bayar. Pasang banner sendiri di tengah rute gowes yang ditentukan. Tapi itu bukan panitia, mereka oknum yang menumpangi acara itu,” terangnya, seperti dikutip dari kumparan.com.
Akhirnya, pihak panitia Gowes langsung membubarkan oknum event selundupan tersebut dan diketahui kalau mereka telah meraup keuntungan dari jasa tersebut mencapai Rp 2 juta. ”Infonya, sekali foto itu ditarik uang bayar Rp 50 ribu,” ujarnya.(tim/say)
Redaksi : Suara Merah Putih