Pulau Dewata Bali memeng sangat terdampak pendemi covid-19. Dan dalam menanggulangi wabah ini, Pemprov Bali memiliki strategi sendiri tidak memilih melalukan PSBB.
Informasi yang dihimpun suaramerahputih.com, strategi yang diterapkan Pemprov Bali ini dinilai cukup efektif jika dibandingkan model PSBB yang diterapkan daerah lain.
Wayan Koster, Gubernur Bali mengatakan, ada tiga indikator yang bisa digunakan untuk menilai strategi penanganan Covid-19, sehingga dinialai lebih efektif dibanding daerah lain yang sudah menerapkan PSBB.
Pertama, dilihat dari rata-rata kasus positif covid-19 di Bali per 4 Mei 2020 hanya 7 orang per hari. Angka ini, lebih rendah dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur serta Jawa Tengah bahkan lebih rendah daru Sulawesi Selatan, dan Banten.
Kedua, dilihat dari tingkat kesembuhan pasien yang mencapai sekitar 58.67 persen. Angka ini jauh melebihi rata-rata nasional yang hanya sekitar 16.86 persen dan rata-rata Dunia di angka 32.10 persen.
Ketiga, jumlah pasien positif covid-19 yang meninggal di Bali hanya 1.48 persen. Angka ini jauh lebih rendah di bawah rata-rata Nasional yang mencapai 7.46 persen dan Dunia sebesar 7.04 persen.
Gubernur Bali juga mengatakan, strategy yang dilakukan dalam perang melawan Corona adalah mendeteksi musuh. Artinya, melakukan pemeriksaan cepat yang terukur dengan skala prioritas.
Ni Nyoman Sri Budayanti, Ketua Tim Lab Pemeriksaan Kasus Covid-19 Bali mengatakan, salah satu kunci pengendalian penyebarannya adalah pemeriksaan atau tes sampel secara cepat.
Menurutnya, fungsi lab ini sangat penting untuk mendeteksi virus ini ada di mana agar bisa segera ditelusuri dan diobati. Sehingga potensi penularannya bisa dicegah.
“Perang itu, kalau tak tahu musuhnya ya kapan kita menangnya?, Jadi dengan konsep lab bisa ditentukan virus itu ada dimana agar cepat diobati dan cepat tracing,” ungkapnya, Sabtu (09/05/2020).
Sementara untuk memaksimalkan fungsi laboratorium, pihaknya mengaku melibatkan banyak pihak. Diantaranya, tenaga dari berbagai rumah sakit dan universitas yang bertugas untuk melakukan tes sampel.
Kata Budayanti, dalam pelaksanaanya tetap menerapkan skala prioritas, yakni pasien dalam pengawasan (PDP), para tenaga medis dan orang dalam pemantauan (ODP) serta orang tanpa gejala (OTG).
Redaksi : Suara Merah Putih