Sebelum bercinta, seseorang perlu membekali diri dengan edukasi seks yang aman. Bercinta memang merupakan momen intim bersama pasangan. Namun, bagaimana jika keintiman malah membahayakan, salah jika terjadi fraktur penis atau patah penis.
Fraktur penis atau yang umum disebut sebagai fraktur penis terjadi ketika trauma atau pembengkokan penis hingga mematahkan tunika albuginea. Selain itu, fraktur penis juga bisa disebabkan oleh jaringan ereksi di bawah tunika albuginea pecah.
Jaringan albuginea biasanya terisi dengan darah ketika pria terangsang secara seksual dan menghasilkan ereksi.
Spesialis urologi dr Irfan Wahyudi SpU yang merupakan Kepala Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan kejadian patah penis atau fraktur penis sangat jarang terjadi.
“Kejadiannya jarang (1:175.000) dan terjadi terkait saat penis sedang mengalami ereksi dan dikaitkan saat berhubungan badan atau masturbasi,” kata dr Irfan dilansir dari detikHealth, Selasa (12/7/2022).
Sementara itu, fraktur penis akibat berhubungan seks kerap dikaitkan dengan posisi seks tertentu. Apa saja ya?
Penyebab umum patah tulang penis meliputi lekukan penis yang terlalu kuat selama penetrasi vagina, lalu sentakan tajam pada penis yang ereksi, kecelakaan mobil, atau kecelakaan masturbasi traumatis lainnya.
Posisi seks ternyata juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadi patah penis. Dikutip dari Huffpost, menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Nature, menyebut beberapa posisi seks berbahaya yang menjadi penyebab penis patah. Posisi seks
1. Doggy style
2. Man on top atau missionary
3. Woman on top
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati kehidupan seks dari 90 pasien berusia 18 sampai 66 tahun yang mengalami patah penis.
Hasil penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Hasilnya, dari 69 penyebab penis patah, posisi doggy style menyebabkan 37 kasus, man on top menyebabkan 23 kasus, dan woman on top menyebabkan sembilan kasus.
Hasil penelitian ini selaras dengan pernyataan dr Irfan, bahwa belum ada bukti kuat bahwa posisi seks tertentu menjadi penyebab utama patah penis atau fraktur penis.
“Posisi tertentu saat berhubungan (woman on top) dikaitkan dengan kejadian ini, namun tidak ada bukti yang kuat tentang hal tersebut,” ujar dr Irfan.
Meski demikian, bukan berarti tiap pasangan boleh gegabah saat mencoba posisi seks. Ia menghimbau agar para pasangan tidak mencoba posisi seks yang ekstrim dan berlebihan.
“Mencegah kontak seksual yang eksesif dan berlebihan berlebihan posisi hubungan badan yang ‘aneh-aneh’,” imbau dr Irfan.(tim/Sam)