Bocah 5 tahun berinisial AH, warga Desa Bajang, Kecamatan Balong, Ponorogo kaget bukan main. Saat pertunjukan reog, ia melihat melihat luka bakar di sekujur tubuhnya. Hal ini dialaminya usai membeli jajanan yang diberi nitrogen cair. Jajanan Ice Smoke itu oleh pedagangnya diberi nama ‘Es Smok’.
Ayah korban Sutrisno (46) menceritakan kronologi lengkap peristiwa yang menimpa putra kesayangannya. Waktu itu Selasa (12/7) sore, di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, dia bersama anaknya hendak melihat pertunjukan Reog. Di lokasi itu ada penjual jayanan. Salah satunya yang bernama Es Smok.
Karena jajanan itu mengeluarkan asap, anaknya penasaran dan minta dibelikan. Awalnya tampak normal, penjual mengambil jajanan dan diberikan nitrogen cair. Satu porsi harganya Rp 20 ribu.
“Langsung tak belikan. Baru lepas dari tangan penjualnya, dibawa anak saya, tiba-tiba keluar api langsung membakar anak saya,” tutur Sutrisno kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).
Padahal, kata Sutrisno, dia tidak merokok karena memang bukan perokok. Ia sendiri tidak begitu memperhatikan, apakah pada saat itu di dekat anaknya ada yang sedang merokok atau tidak.
“Kejadiannya cepat sekali. Langsung membakar anak saya. Saya juga spontan mematikan api pakai tangan saya. Tangan saya ikut terbakar,” kata Sutrisno.
Setelah kejadian itu, Sutrisno langsung melepas kaos anaknya yang sudah terbakar dan kemudian melarikannya ke puskesmas terdekat. Oleh puskesmas, sang anak dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lebih lengkap.
“Jajanannya semacam jajanan yang diberi nitrogen cair. Baru dipegang anak saya satu menit langsung terbakar. Tidak tahu sumber api dari mana,” kata Sutrisno.
Karena merasa bersalah, menurut Sutrisno pedagang ‘Es Smok’ itu datang ke rumah sakit untuk meminta maaf. Ayah AH itu ingin menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Ia hanya berharap anaknya sembuh. Ia juga meminta doa untuk kesembuhan anaknya.
“Pemilik jajanan ke sini terus meminta maaf, saya ingin diselesaikan secara kekeluargaan. Yang penting anak saya sembuh,” kata Sutrisno.
Dia mengimbau kepada para orang tua agar memperhatikan dan lebih berhati-hati lagi saat membelikan jajanan untuk anaknya. Bisa saja jajanan itu ternyata mencederai pembeli.
“Minta doa untuk kesembuhan anak saya. Saya juga imbau kepada teman-teman semua kalau anaknya minta jajan agar lebih berhati-hati, beresiko ke anak. Karena kemarin menimpa anak saya,” pungkas Sutrisno.
Sementara itu, Kabid Pelayanan Medis RSU Muslimat Ponorogo dr Siti Nurokhmah mengatakan, pasien datang ke UGD Selasa sore sekitar pukul 16.00 WIB. Ia juga memaparkan kondisi AH.
“Jam 4 sore, pasien laki-laki usia 5 tahun asal Bajang, Kecamatan Balong datang mengeluhkan luka bakar,” kata Siti.
Siti mengatakan, luka bakar yang dialami AH akibat tersambar api yang tiba-tiba muncul dari Ice Smoke itu mencapai 30%. Yakni di sebagian wajah, pipi kanan dan kiri, mulut, leher, bagian dada, lengan kiri, juga 2 jari di tangan kiri.
“Waktu datang, kondisi pasien sadar penuh. Tapi menangis karena kesakitan,” terang Siti. “Diagnosa dari UGD, combustion grade 2, 30 persen. Tindakan selanjutnya, operasi atau tidak menunggu dari dokter spesialis bedah.”
Perawatan luka yang diberikan kepada AH antara lain pemberian salep serta pemberian anti nyeri dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Pihak medis menunggu instruksi dokter bedah, butuh pembersihan di ruang operasi atau tidak.
“Melihat perkembangannya. Kalau memerlukan pembersihan di ruang operasi biasanya dilakukan pembersihan di ruang operasi,” tukas Siti.
Mengenai organ pasien yang paling terdampak, Siti melanjutkan bahwa luka bakar itu menyasar mulut, terutama bibir. Sehingga pasien merasa nyeri dan susah makan saat awal datang ke IGD.
“Sementara organ vital yang kena daerah mulut, terutama bibir. Susah makan karena nyeri di daerah bibir. Menurut informasi kulit di bibir terkelupas. Saat ini kondisi stabil dan sudah mau makan, minum meski sedikit,” pungkas Siti.(tim/Sam)