Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sedang melanda beberapa wilayah Jatim. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah meminta bantuan kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk memberi dukungan obat-obatan guna mempercepat proses penyembuhan hewan ternak yang terinfeksi PMK.
“Iya, jadi ketersediaan obat memang kami minta untuk dimaksimalkan dari Kementerian Pertanian,” ujar Khofifah dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).
Menurut Khofifah, ada sejumlah obat yang diperlukan bagi hewan ternak terpapar PMK. Yakni antibiotik, analgesik, dan vitamin. Selain itu ada juga obat nafsu makan.
“Tiga obat ini yang dibutuhkan supaya lebih masif lagi, artinya kalau ada proses pemberian antibiotik dan vitamin, saya rasa para peternak juga bisa lebih tenang lagi,” jelasnya.
Baca juga:
3.481 Hewan Ternak di Jatim Kena Wabah PMK, Ini Upaya agar Tak Meluas
Khofifah berharap, percepatan pemberian obat ini bisa memberi rasa aman dan nyaman kepada peternak. Terlebih, 2 bulan lagi sudah memasuki Hari Raya Idul Adha.
“Dan kami melakukan langkah-langkah percepatan penanganan, mudah-mudahan masyarakat dan para peternak bisa tenang menghadapi Idul Adha,” imbuhnya.
Khofifah juga menyempatkan datang ke kandang sapi di Mojokerto. Dari kunjungan itu, Pemprov Jatim disebut akan mendapat bantuan dari Konjen Australia dengan menyediakan jenis obat obatan melalui Kementan.
“Terima kasih Bu Konjen Australia, karena dari Pemerintah Australia akan membantu obat-obatan lewat Pak Menteri Pertanian. Tapi kalau misalnya ada yang langsung bisa dikirim ke Jatim, juga lebih bagus,” jelasnya.
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa PMK tidak menular ke manusiaa. Dia menyampaikannya saat rakor bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Senin (9/5).
“Tadi Menkes sudah menyampaikan seperti itu, tidak pernah ada PMK yang menular ke manusia kecuali diasupkan langsung,” kata Syahrul.
Syahrul menyebut, pemerintah juga melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi wabah PMK. Yakni menyuntikan vaksin ke hewan ternak yang terpapar.
“Agenda kami belum ada pemusnahan, kami sepakat dengan mengatasi dengan menyuntikkan obat-obat (vaksin) ke dalam (hewan ternak),” jelasnya.(tim/Sam)