Saat ini tengah ramai diperbincangkan soal Anal swab test atau metode tes Corona melalui swab dubur. Metode ini sebenarnya bukan hal baru, hanya saja kalah populer dari metode swab hidung dan tenggorokan.
Para dokter di Beijing You’an Hospital, China saat ini menggunakan anal swab untuk mendeteksi COVID-19.
Metode ini digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru Corona dari Inggris pada bulan lalu.
Mengutip detik.com, metode anal swab didasari oleh adanya temuan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Oleh karena itu, kemungkinan hasil false positive akan menjadi lebih kecil dengan anal swab test.
“Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai,” kata Li Tongzeng dari Rumah Sakit You’an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).
Sebelumnya, ada seorang dokter dari Australia, Andy Tagg mengatakan adanya kemungkinan virus Corona bisa menular lewat kentut.
Namun, Direktur Klinis Patientaccess.com, dr Sarah Jarvis, menyanggah pendapat tersebut. Menurutnya, sangat kecil kemungkinan seseorang bisa tertular COVID-19 lewat kentut.
“Anda jauh lebih mungkin untuk tertular melalui kontak dekat dengan seseorang yang batuk atau bersin, atau dengan menyentuh droplet di tangan ketika kamu menyentuh benda,” bantahnya.
Sementara cara efektif mencegah penyebaran covid-19 adalah dengan mematuhi protokol kesehatan, dan melaksanakan vaksinasi.(tim/say)