Meski sudah diberikan semuanya, situasi masih mencekam dan kedua korban belum bisa lolos, karena para perampok meminta nomor PIN ATM masing-masing.
Setelah mendapat nomor PIN, sopir angkot menuju bilik ATM dan saat dicoba ternyata PIN tersebut salah, korban pun mendapat hadiah bogem mentah. Hingga dua kali salah PIN dan ATM pun teracam diblokir.
Hal ini membuat pelaku semakin marah, bahkan mengancam kalau PIN yang ketiga salah juga, maka korban akan diperkosa. “Kalau sampai satu kali lagi tidak bisa dan ini (kartu ATM) tertelan, kalian nanti yang akan kita telan,” ujar SR menirukan ancaman perampok malam itu.
Mereka pun ketakutan hingga akhirnya RP membocorkan nomor PIN ATM yang sesungguhnya, dan perampok mengambil uang Rp 2,8 juta dari saldo rekening RP.
Pelaku pun masih mencari ATM lainnya yang masih ada isinya, bahkan SR yang membawa kartu Flash pun diminta memunjukkan PINnya karena dikira ATM.
Para perampok tidak hanya mengancam secara kata-kata, namun juga secara langsung mencoba melecehkan kedua perempuan secara seksual. SR dan RP pun refleks menangkis tangan mereka ketika mengentuh bagian vitalnya. “Kepada saya dia bilang, ‘Diam enggak!’. Kemudian perut saya digunting,” kata SR.
Akhirnya, sekitar pukul 02.00 wib dini hari, kedua korban turunkan di sebuah jalan kecil yang dikelilingi kebun. Yakni, di Jalan Mayor Oking. Mereka pun diancam agar tidak berteriak, dan kalau nekat berteriak akan dibunuh.
Kemudian, kedua korban yang kebingungan tanpa ponsel dan merasa trauma ini berjalan kaki menuju kediaman SR. Kemudian, kasus perampokan ini dilaporkan ke Polsek Cimanggis.
Mereka berharap agar para perampok segera ditangkap agar tidak ada korban-korban lainnya yang akan dierlakukan lebih parah dan lebih kejam.(tim/say)
Redaksi : Suara Merah Putih
Sumber : Kompas.com (Naskah Berita Asli)